Senin, 27 Mei 2013

Rancangan Percobaan
Jenis-jenis rancangan percobaan dapat digolongkan / dikelompokkan berdasarkan rancangan dasar/lingkungan dengan berbagai kombinasi pola percobaan: keseimbangan jumlah ulangan, jumlah faktor yang diujikan dan pengacakan di lapangan.
1. Jenis rancangan percobaan Rancangan dasar atau yang dapat juga diisebut rancangan lingkungan adalah pembagian jenis rancangan percobaan berdasarkan kondisi lingkungan dimana percobaan itu dilaksanakan.


Rancangan Acak Lengkap (RAL) Diterapkan pada percobaan yang dilakukan pada lingkungan homogen (atau dapat dianggap homogen), misalnya percobaan-percobaan yang dilaksanakan di laboratorium atau rumah kaca dimana pengaruh lingkungan secara nisbi lebih mudah dikendalikan. Perlu dijelaskan disini bahwa yang disebut "lingkungan" adalah faktor-faktor lain diluar faktor yang sedang diteliti. Dalam percobaan RAL setiap unit percobaan ditempatkan secara acak serta tidak mengikuti suatu pola baris atau lajur tertentu.

Rancangan Acak Kelompok (RAK) Diterapkan pada percobaan yang dilakukan pada lingkungan tidak homogen (heterogen), misalnya percobaan-percobaan yang dilaksanakan di lapangan, dimana terdapat 1 sumber keragaman diluar faktor penelitian. Dalam percobaan RAK setiap unit percobaan ditempatkan secara acak dan mengikuti suatu pola baris atau lajur tertentu, tegak lurus dari sumber keragaman yang ada di lapangan.

Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Disebut juga Rancangan Acak Kuadrat Latin (RAKL), diterapkan pada percobaan yang dilakukan pada lingkungan tidak homogen, dimana terdapat 2 sumber keragaman diluar faktor penelitian. Dalam percobaan RBSL setiap unit percobaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak ada perlakuan yang sama dalam satu baris atau lajur. Ciri khas RBSL adalah jumlah ulangan yang
sama dengan jumlah perlakuan. Disarankan RBSL diterapkan pada percobaan yang memiliki 4 sampai 8 perlakuan.

2. Pola percobaan berdasar keseimbangan jumlah ulangan

Seimbang (complete)
Suatu percobaan dikatakan seimbang jika setiap perlakuannya memiliki jumlah ulangan yang sama. Demi kesederhanaan penamaan, kata "seimbang" biasanya tidak disebutkan dalam nama rancangan.
Tidak seimbang (incomplete) Suatu percobaan dikatakan tidak seimbang jika ada perlakuan yang memiliki jumlah ulangan tidak sama dengan perlakuan lainnya.



3. Pola percobaan berdasar jumlah faktor yang diujikan

Tunggal
Percobaan tunggal adalah suatu percobaan dimana hanya ada satu faktor yang dicobakan, sedangkan faktor lainnya (perlakuan dasar) dibuat sama. Dalam percobaan tunggal, perlakuan hanya terdiri atas perbedaan taraf (level) dari faktor peubah tunggal yang diteliti, sedangkan semua faktor lain sebagai perlakuan dasar yang diberikan secara seragam bagi semua petak. Dengan hanya menyelidiki satu faktor saja, maka keterangan/hasil yang diperoleh hanya ditentukan oleh perlakuan yang dicobakan saja. Demi kesederhanaan penamaan, kata "tunggal" biasanya tidak disebutkan dalam nama rancangan.

Faktorial Percobaan faktorial adalah suatu percobaan dimana dalam satu keadaan (unit percobaan) dicobakan secara bersamaan dari beberapa (2 atau lebih) percobaan-percobaan tunggal. Dari percobaan faktorial, selain dapat diketahui pengaruh-pengaruh tunggal faktor yang diujikan, dapat diketahui pula pengaruh gabungan (interaksi) dari masing-masing faktor yang diujikan.


Rancangan Acak Lengkap untuk Percobaan Tunggal
Misalnya dalam sebuah percobaan diperoleh data derajat keasaman (pH) sebagai berikut:


Perlakuan
Ulangan I
Ulangan II
Ulangan III
Jumlah
P1
5,69
5,69
5,70
17,08
P2
5,67
5,60
5,52
16,79
P3
5,59
5,58
5,50
16,67
P4
5,50
5,52
5,50
16,52
Jumlah
22,45
22,39
22,22
67,06

Maka analisis sidik ragam untuk data tersebut diatas dapat dilakukan dengan langkah-langkah:

Menghitung Faktor Koreksi (FK) dengan rumus FK = Y..2 / an dimana a = jumlah level perlakuan dan n = jumlah ulangan
FK = 67,062 / (4 x 3)
FK = 374,7536


Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) Total dengan rumus JKtotal = Yik2 - FK dimana i = data tiap level perlakuan dan k = data tiap ulangan
JKtotal = (5,692 + 5,672 + ... + 5,502) - 374.7536
JKtotal = 0,072767


Menghitung JK Perlakuan dengan rumus JKperlakuan = Yi.2 - FK JKperlakuan = (17,082 + 16,792 + 16,672 + 16.522) - 374.7536
JKperlakuan = 0,0563


Menghitung JK Galat dengan rumus JKgalat = JKtotal - JKperlakuan JKgalat = 0,072767 - 0,0563
JKgalat = 0,016467


Menghitung Derajat Bebas (DB) Total dengan rumus DBtotal = an - 1 DBtotal = (4 x 3) - 1
DBtotal = 11



Menghitung Derajat Bebas (DB) Perlakuan dengan rumus DBperlakuan = a - 1 DBperlakuan = 4 - 1
DBperlakuan = 3


Menghitung Derajat Bebas (DB) Galat dengan rumus DBgalat = DBtotal - DBperlakuan DBgalat = 11 - 3
DBgalat = 8


Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Perlakuan dengan rumus KTperlakuan = JKperlakuan / DBperlakuan KTperlakuan = 0,0563 / 3
KTperlakuan = 0,018767


Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Galat dengan rumus KTgalat = JKgalat / DBgalat KTgalat = 0,016467 / 8
KTgalat = 0,002058


Menghitung F Hitung (FH) Perlakuan dengan rumus FHperlakuan = KTperlakuan / KTgalat FHperlakuan = 0,018767 / 0,002058
FHperlakuan = 9,1174

Menghitung Koefisien Keragaman (KK) dengan rumus KK = [(KTgalat)0,5 / Ý...] x 100% KK = [(0,002058)0,5 / 5,588] x 100%
KK = 0,81%

Selanjutnya data-data tersebut diatas dimasukkan dalam tabel analisis sidik ragam:

Tabel Analisis Sidik Ragam

Sumber Keragaman
Jumlah Kuadrat
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F Hitung
F Tabel





5%
1%
Perlakuan
0,0563
3
0,018767
9,1174**
4,066
7,591
Galat
0,016467
8
0,002058
.
.
.
Total
0,072767
11
.
.
.
.


Uji Lanjutan BNT untuk Percobaan RAL Tunggal

Jika pada analisis sidik ragam fokus pengujian ditujukan untuk mengetahui status hipotesis tentang derajat pengaruh faktor perlakuan (uji pengaruh), maka dalam uji lanjutan ini fokus pengujian adalah untuk mengetahui status hipotesis tentang pengaruh tingkat faktor atau perlakuan-perlakuan (uji beda) terhadap nilai-nilai pengamatan.

Jenis uji lanjutan yang paling sering digunakan adalah Uji Beda Nyata Terkecil (Uji BNT) dan Uji Jarak Nyata Berganda Duncan (Uji Duncan), sehingga untuk selanjutnya penjelasan hanya seputar uji BNT dan uji Duncan. Sedangkan uji lanjutan yang lain, misalnya uji Dunnet, uji BNJ, uji SNK dan lain-lain tidak akan dibahas lebih lanjut.

Uji beda nyata terkecil (BNT) adalah prosedur yang paling sederhana dan paling umum digunakan untuk pembandingan berpasangan. Uji ini memberikan nilai BNT tunggal pada taraf nyata yang ditentukan, yang membuat batasan perbedaan nyata dan tidak nyata antara nilai rata-rata perlakuan.

Uji BNT adalah uji lanjutan yang menggunakan jalur galat baku rerata deviasi, dengan langkah-langkah pengujian:


Menghitung galat baku rerata deviasi (Sd) dengan rumus Sd = [(2.KTgalat) / r]0,5 Sd = [(2 x 0,002058) / 3]0,5
Sd = 0,037044

Menghitung nilai uji BNT dengan rumus BNT(8, 5%) = Sd x t(8, 5%) dimana 8 = derajat bebas galat, 5% = taraf signifikansi dan t = nilai t-tabel
BNT(8, 5%) = 0,037044 x 2,306
BNT(8, 5%) = 0,08542
BNT(8, 1%) = 0,037044 x 3,355
BNT(8, 1%) = 0,12428

Selanjutnya data rata-rata hasil pengamatan diuji beda dalam tabel notasi:


Tabel Hasil Uji BNT

Perlakuan
Rata-rata
Selisih
Notasi 5%
Notasi 1%
P1
5,6933
.
.
.
a
a
P2
5,5967
0,0967*
.
.
b
ab
P3
5,5567
0,1367**
0,0400ns
.
bc
b
P4
5,5067
0,1867**
0,0900*
0,0500ns
c
b

Keterangan: angka-angka dengan notasi sama menunjukkan berbeda tidak nyata
ns = non significant, berbeda tidak nyata pada taraf uji 5%
* = significant, berbeda nyata pada taraf uji 5%
** = high significant, berbeda sangat nyata pada taraf uji 1%






Perlu diketahui bahwa data diurutkan berdasarkan nilai rata-rata, disarankan data diurut dari besar ke kecil, meskipun dalam beberapa kasus beberapa literatur menyarankan data diurut dari kecil ke besar


Rancangan Acak Kelompok untuk Percobaan Tunggal
Jika data yang sama pada RAL Tunggal dianalisis sidik ragam berdasar rancangan acak kelompok, maka dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


Menghitung Faktor Koreksi (FK) dengan rumus FK = Y..2 / an
dimana a = jumlah level perlakuan dan n = jumlah ulangan
FK = 67,062 / (4 x 3)
FK = 374,7536

Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) Total dengan rumus JKtotal = Yik2 - FK
dimana i = data tiap level perlakuan dan k = data tiap ulangan
JKtotal = (5,692 + 5,672 + ... + 5,502) - 374.7536
JKtotal = 0,072767


Menghitung JK Kelompok dengan rumus JKkelompok = Y.k2 - FK JKkelompok = (22,452 + 22,392 + 22,222) - 374.7536
JKkelompok = 0,007117

Menghitung JK Perlakuan dengan rumus JKperlakuan = Yi.2 - FK JKperlakuan = (17,082 + 16,792 + 16,672 + 16.522) - 374.7536
JKperlakuan = 0,0563

Menghitung JK Galat dengan rumus JKgalat = JKtotal - JKkelompok - JKperlakuan JKgalat = 0,072767 - 0,007117 - 0,0563
JKgalat = 0,00935

Menghitung Derajat Bebas (DB) Total dengan rumus DBtotal = an - 1 DBtotal = (4 x 3) - 1
DBtotal = 11

Menghitung Derajat Bebas (DB) Kelompok dengan rumus DBkelompok = n - 1 DBkelompok = 3 - 1
DBkelompok = 2


Menghitung Derajat Bebas (DB) Perlakuan dengan rumus DBperlakuan = a - 1 DBperlakuan = 4 - 1
DBperlakuan = 3

Menghitung Derajat Bebas (DB) Galat dengan rumus DBgalat = DBtotal - DBkelompok - DBperlakuan DBgalat = 11 - 2 - 3
DBgalat = 6


Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Kelompok dengan rumus KTkelompok = JKkelompok / DBkelompok KTkelompok = 0,007117 / 2
KTkelompok = 0,003558


Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Perlakuan dengan rumus KTperlakuan = JKperlakuan / DBperlakuan KTperlakuan = 0,0563 / 3
KTperlakuan = 0,018767

Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Galat dengan rumus KTgalat = JKgalat / DBgalat KTgalat = 0,00935 / 6
KTgalat = 0,001558

Menghitung F Hitung (FH) Kelompok dengan rumus FHkelompok = KTperlakuan / KTgalat FHkelompok = 0,007117 / 0,001558
FHkelompok = 2,2834

Menghitung F Hitung (FH) Perlakuan dengan rumus FHperlakuan = KTperlakuan / KTgalat FHperlakuan = 0,018767 / 0,001558
FHperlakuan = 12,04278

Menghitung Koefisien Keragaman (KK) dengan rumus KK = [(KTgalat)0,5 / Ý..] x 100% KK = [(0,001558)0,5 / 5,588] x 100%
KK = 0,71%

Selanjutnya data-data tersebut diatas dimasukkan dalam tabel analisis sidik ragam:

Tabel Analisis Sidik Ragam

Sumber Keragaman
Jumlah Kuadrat
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F Hitung
F Tabel





5%
1%
Kelompok
0,007117
2
0,003558
2,2834ns
5,1432
10,9249
Perlakuan
0,0563
3
0,018767
12,0428**
4,7571
9,7796
Galat
0,00935
6
0,001558
.
.
.
Total
0,072767
11
.
.
.
.

Lihat juga :

Rancangan Bujur Sangkar Latin untuk Percobaan Tunggal

Misalnya dalam sebuah penelitian tentang pengaruh jarak tanam terhadap produksi tanaman pada lahan yang memiliki kemiringan 5% ke arah barat dan 10% ke arah selatan, dimana perlakuan yang diuji meliputi A (15x15cm); B (15x20cm); C (15x25cm) dan D (20x20cm) diperoleh data:



Lajur 1
Lajur 2
Lajur 3
Lajur 4
Jumlah
Baris 1
5,69 (B)
5,69 (D)
5,70 (C)
5,70 (A)
22,78
Baris 2
5,67 (C)
5,60 (A)
5,52 (D)
5,52 (B)
22,31
Baris 3
5,59 (A)
5,58 (C)
5,50 (B)
5,50 (C)
22,17
Baris 4
5,50 (D)
5,52 (B)
5,50 (A)
5,50 (D)
22,02
Jumlah
22,45
23,39
22,22
22,22
89,28

Perlakuan
Jumlah
Rata-rata
A
22,39
5,5975
B
22,23
5,5575
C
22,45
5,6125
D
22,21
5,5525

Maka analisis sidik ragam untuk data tersebut diatas dapat dilakukan dengan langkah-langkah:
Menghitung Faktor Koreksi (FK) dengan rumus FK = Y..2 / t 2 dimana t = jumlah baris/lajur
FK = 89,282 / 42
FK = 498,1824

Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) Total dengan rumus JKtotal = Y.kl2 - FK dimana k = data tiap baris dan l = data tiap lajur
JKtotal = (5,692 + 5,672 + ... + 5,502) - 498,1824
JKtotal = 0,1044

Menghitung JK Baris dengan rumus JKbaris = (Y.k.2 / t) - FK JKbaris = [(22,782 + 22,312 + 22,172 + 22,022) / 4] - 498,1824
JKperlakuan = 0,08105

Menghitung JK Lajur dengan rumus JKlajur = (Y..l2 / t) - FK JKlajur = [(22,452 + 23,392 + 22,222 + 22,222) / 4] - 498,1824
JKperlakuan = 0,01045

Menghitung JK Perlakuan dengan rumus JKperlakuan = (Yi..2 / t) - FK JKperlakuan = (22,392 + 22,232 + 22,452 + 22,212) - 498,1824
JKperlakuan = 0,01045


Menghitung JK Galat dengan rumus JKgalat = JKtotal - JKbaris - JKlajur - JKperlakuan JKgalat = 0,1044 - 0,01045 - 0,08105 - 0,01045
JKgalat = 0,00245

Menghitung Derajat Bebas (DB) Total dengan rumus DBtotal = t2 - 1 DBtotal = (4 x 4) - 1
DBtotal = 15
Menghitung Derajat Bebas (DB) Baris = DB Lajur = DB Perlakuan dengan rumus DBbaris = t - 1 DBbaris = 4 - 1
DBbaris = 3

Menghitung Derajat Bebas (DB) Galat dengan rumus DBgalat = (t - 1)(t - 2) DBgalat = (4 - 1)(4 - 2)
DBgalat = 6

Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Baris dengan rumus KTbaris = JKbaris / DBbaris KTbaris = 0,08105 / 3
KTbaris = 0,027017

Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Lajur dengan rumus KTlajur = JKlajur / DBlajur KTlajur = 0,01045 / 3
KTlajur = 0,003483

Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Perlakuan dengan rumus KTperlakuan = JKperlakuan / DBperlakuan KTperlakuan = 0,01045 / 3
KTperlakuan = 0,003483

Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Galat dengan rumus KTgalat = JKgalat / DBgalat KTgalat = 0,00245 / 6
KTgalat = 0,000408

Menghitung F Hitung (FH) Perlakuan dengan rumus FHperlakuan = KTperlakuan / KTgalat FHperlakuan = 0,003483 / 0,000408
FHperlakuan = 8,530612

Menghitung Koefisien Keragaman (KK) dengan rumus KK = [(KTgalat)0,5 / Ý...] x 100% KK = [(0,000408)0,5 / 5,58] x 100%
KK = 0,36%

Selanjutnya data-data tersebut diatas dimasukkan dalam tabel analisis sidik ragam:
Tabel Analisis Sidik Ragam

Sumber Keragaman
Jumlah Kuadrat
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F Hitung
F Tabel





5%
1%
Baris
0,08105
3
0,027017
.
.
.
Lajur
0,01045
3
0,003483
.
.
.
Perlakuan
0,01045
3
0,003483
8,530612*
4,76
9,78
Galat
0,00245
6
0,000408
.
.
.
Total
0,1044
15
.
.
.
.



Related Article: